Setiap hari banyak surat datang ke redaksi Peace. Meski kini aku nggak lagi bukain amplop-amplop itu karena udah ada piscrew, setidaknya aku lihat tulisan di pojok kiri atas amplop itu untuk tahu rubrik apa yang dikirim oleh pismania. Ada satu rubrik penting yang justru jarang sekali dikirimin pismania, pisnews. Entah kenapa ketika aku sama sekali nggak menemukan kata pisnews di sudut amplop-amplop itu, aku jadi sedikit kecewa.
Salah satu tujuan dilahirkannya Peace adalah terjadinya saling memberikan info mengenai kegiatan OSIS di skul. Dengan saling memberikan kabar tentang kegiatan di skul masing-masing pismania bisa saling belajar apa dan gimana caranya ngadain kegiatan. Ujung-ujungnya setiap skul di Mojokerto bisa saling berlomba ngadain kegiatan yang positif.
Pernah sih ada edisi yang pengirim rubrik berita agak banyak. Dan karena itu, 1 berita pun akhirnya cuma diberi tempat setengah halaman Peace. Tapi, justru kondisi seperti itu yang lebih aku suka. Meski hanya sekilas, pemberitaan tentang kegiatan skul bisa terangkat. Tentu, aku berharap edisi yang seperti ini bisa berlangsung setiap bulan.
Perlu tahu aja bahwa hampir 100% pengirim berita itu tulisannya akan muncul di Peace. Kalo misal nggak lolos mungkin karena materinya udah terlalu lama alias terlalu basi atau justru karena ada pengirim lain dari skul yang sama. Padahal di sisi lain banyak pismania yang merasa setiap bulan kirim karya tapi nggak pernah kemuat, kenapa nggak coba kirim berita aja?
Di edisi 29 kemarin, Peace hanya memuat berita dari Smansasoo dan Smanip. Kedua skul ini punya wakilnya di piscrew. Perlu tahu aja bahwa dengan jadi piscrew justru nggak bebas munculin karyanya di Peace. Piscrew nggak bakalan bisa menulis berita yang udah ditulis oleh pelajar yang bukan piscrew. Makanya selama ini piscrew masih dibatasi untuk menulis berita tentang skulnya sendiri.
Namun sekali lagi, kenapa dari skul lain nggak pernah ada kabar beritanya? Kenapa nggak ada yang kirim berita? Apa ini tanda bahwa pismania itu sebenarnya nggak bangga dengan almamaternya sendiri? Kalo kamu memang bangga dengan skul kamu, kenapa kamu nggak pengen kirim kabar soal skul kamu? Terutama buat kamu-kamu yang duduk di bangku kepengurusan OSIS, sudah saatnya kamu tergerak untuk selalu kirim berita ke Peace... Dan jangan lupa, say no to drugs, say no to violence, just say peace...
31 May, 2007
17 May, 2007
Langkah Kecil Untuk Bangsa
Tanggal 6 Mei 2007 kemarin tanpa sengaja menjadi hari yang cukup istimewa bagiku. Pagi harinya aku harus menjadi salah satu pemateri di SMAN 1 Sooko dalam acara pembekalan materi untuk para PMR (Palang Merah Remaja). Materi yang aku sampaikan adalah seputar kewirausahaan. Meski bukan seorang yang expert aku berusaha memberikan banyak pengalamanku di sana. dalam waktu 2 jam yang diberikan itu, masalah wirausaha aku bicarakan sekilas aja. Dan justru aku berbicara banyak soal nasionalisme kita yang semakin hilang di generasi muda.
Aku juga sempat memberikan tugas untuk menuliskan "langkah kecil" yang akan mereka lakukan untuk menjadikan negara kita jadi lebih baik. Dari forum ini ternyata muncul banyak langkah kecil yang bisa kita lakukan untuk itu. "Aku akan berusaha melatih diri untuk selalu jujur dalam keadaan bagaimanapun," itu salah satu tulisan mereka. Iya, jujur memang sesuatu yang mudah banget kita katakan namun sama sekali bukan hal yang mudah untuk kita terapkan. Selain jujur, ada juga yang menulis tentang disiplin, hemat, nggak membuang sampah sembarangan, meningkatkan iman dan taqwa, akan selalu on-time, dan sebagainya.
Kejujuran memang paling aku tekanin dalam forum ini. Apalagi ketika ngomongin soal banyaknya isu tentang Ujian Nasional (UN) yang dibantu oleh pihak sekolah. UN yang berfungsi sebagai filter kelulusan banyak dinodai oleh pihak sekolah dan guru agar anak didik mereka bisa lulus semua. Pihak sekolah membantu anak didik memang sudah hampir menjadi sesuatu yang biasa. Bahkan untuk tahun 2007 harus dibentuk sebuah Tim Pemantau Independen untuk mencegah kecurangan sekolah.
Lalu apa gunanya fungsi pendidikan di Indonesia ini kalo untuk lulus ujian akhir aja harus dibantu dengan kecurangan? Lalu fungsi institusi pendidikan seperti sekolah itu apa? Lalu apa yang pelajar lakuin selam 3 tahun kalo untuk mendapat nilai 5 saja mereka harus dibantu? Lalu apa jadinya pendidikan Indonesia kalo lulusannya seperti ini?
Aku pun lalu sampaikan kepada mereka bahwa kejujuran harus mereka pegang teguh sampai kapanpun, termasuk ketika ujian. Kalo nanti berharap bantuan dari guru ketika ujian mending dari sekarang berhenti sekolah saja!
Selain kejujuran, banyak juga yang aku singgung dalam kesempatan ini. Aku sendiri merasa terlalu banyak yang ingin aku sampaikan hingga nggak sadar kalo waktu yang disediain udah habis. Secara keseluruhan, tulisanku yang berjudul "Wirausaha, Sebuah Pandangan Hidup" cukup mewakili apa yang aku sampaikan waktu itu karena itu memang aku jadikan makalah yang aku bagikan di forum itu.
Di sore hari, aku diberi sebuah buku oleh Lambertus Wahyu Hermawan. Dia adalah pelajar pertama yang membantu aku dalam proses produksi Majalah Peace. Selama ini Lambertus membantu menyeleksi puisi dan cerpen untuk ditampilin di Majalah Peace. Saat itu Lambertus memberikan sebuah buku berjudul "Sebab Akulah Kata", sebuah buku kumpulan puisi dari Lomba Cipta Puisi Pelajar Se-Jatim 2007 yang diadain oleh Teater Kedok SMAN 6 Surabaya. Dalam buku itu, puisi Lambertus yang berjudul "dari Siapa Untuk Siapa" juga muncul mungkin karena salah satu yang terbaik.
Aku cukup seneng dengan prestasi Lambertus. Bagiku ketika pertama kali aku membaca karyanya sekitar 2 tahun lalu, dia bukan sekedar pelajar yang suka bikin cerpen atau puisi. Dia adalah penulis muda yang sudah membawa jiwa sastra dalam dirinya. Ide dalam karyanya penuh dengan cinta yang tak biasa. Wah, aku bisa jadi puitis kalo keterusan ngomongin Lambertus. Yang pasti aku yakin dia bisa menjadi salah satu penulis ngetop suatu saat nanti. Semoga.
Mojokerto, 6 Mei 2007
Hasyim MAH
Aku juga sempat memberikan tugas untuk menuliskan "langkah kecil" yang akan mereka lakukan untuk menjadikan negara kita jadi lebih baik. Dari forum ini ternyata muncul banyak langkah kecil yang bisa kita lakukan untuk itu. "Aku akan berusaha melatih diri untuk selalu jujur dalam keadaan bagaimanapun," itu salah satu tulisan mereka. Iya, jujur memang sesuatu yang mudah banget kita katakan namun sama sekali bukan hal yang mudah untuk kita terapkan. Selain jujur, ada juga yang menulis tentang disiplin, hemat, nggak membuang sampah sembarangan, meningkatkan iman dan taqwa, akan selalu on-time, dan sebagainya.
Kejujuran memang paling aku tekanin dalam forum ini. Apalagi ketika ngomongin soal banyaknya isu tentang Ujian Nasional (UN) yang dibantu oleh pihak sekolah. UN yang berfungsi sebagai filter kelulusan banyak dinodai oleh pihak sekolah dan guru agar anak didik mereka bisa lulus semua. Pihak sekolah membantu anak didik memang sudah hampir menjadi sesuatu yang biasa. Bahkan untuk tahun 2007 harus dibentuk sebuah Tim Pemantau Independen untuk mencegah kecurangan sekolah.
Lalu apa gunanya fungsi pendidikan di Indonesia ini kalo untuk lulus ujian akhir aja harus dibantu dengan kecurangan? Lalu fungsi institusi pendidikan seperti sekolah itu apa? Lalu apa yang pelajar lakuin selam 3 tahun kalo untuk mendapat nilai 5 saja mereka harus dibantu? Lalu apa jadinya pendidikan Indonesia kalo lulusannya seperti ini?
Aku pun lalu sampaikan kepada mereka bahwa kejujuran harus mereka pegang teguh sampai kapanpun, termasuk ketika ujian. Kalo nanti berharap bantuan dari guru ketika ujian mending dari sekarang berhenti sekolah saja!
Selain kejujuran, banyak juga yang aku singgung dalam kesempatan ini. Aku sendiri merasa terlalu banyak yang ingin aku sampaikan hingga nggak sadar kalo waktu yang disediain udah habis. Secara keseluruhan, tulisanku yang berjudul "Wirausaha, Sebuah Pandangan Hidup" cukup mewakili apa yang aku sampaikan waktu itu karena itu memang aku jadikan makalah yang aku bagikan di forum itu.
Di sore hari, aku diberi sebuah buku oleh Lambertus Wahyu Hermawan. Dia adalah pelajar pertama yang membantu aku dalam proses produksi Majalah Peace. Selama ini Lambertus membantu menyeleksi puisi dan cerpen untuk ditampilin di Majalah Peace. Saat itu Lambertus memberikan sebuah buku berjudul "Sebab Akulah Kata", sebuah buku kumpulan puisi dari Lomba Cipta Puisi Pelajar Se-Jatim 2007 yang diadain oleh Teater Kedok SMAN 6 Surabaya. Dalam buku itu, puisi Lambertus yang berjudul "dari Siapa Untuk Siapa" juga muncul mungkin karena salah satu yang terbaik.
Aku cukup seneng dengan prestasi Lambertus. Bagiku ketika pertama kali aku membaca karyanya sekitar 2 tahun lalu, dia bukan sekedar pelajar yang suka bikin cerpen atau puisi. Dia adalah penulis muda yang sudah membawa jiwa sastra dalam dirinya. Ide dalam karyanya penuh dengan cinta yang tak biasa. Wah, aku bisa jadi puitis kalo keterusan ngomongin Lambertus. Yang pasti aku yakin dia bisa menjadi salah satu penulis ngetop suatu saat nanti. Semoga.
Mojokerto, 6 Mei 2007
Hasyim MAH
Pisman 29
Edisi ini adalah edisi terakhir di mana cerpen dan puisinya diseleksi oleh Lambertus Wahyu Hermawan(Smagha). Mulai edisi depan, tugas ini sudah diambil alih oleh piscrew 2007. Di bulan-bulan ini, Peace akan kehilangan banyak pismania yang sekarang duduk di kelas 12. Apa aja sih yang harapan Peace kepada mereka?
Tanggal 19 April kemarin, seluruh Piscrew termasuk Lambertus ngumpul dan makan-makan. Acaranya sih sekedar ngucapin selamat kepada Lambertus yang di hari itu baru aja selesaikan Unas. Tentunya tak lama lagi Lambertus sudah ninggalin Piscrew yang lain untuk kuliah di luar kota.
Namun, meski sudah lulus SMA dan melanjutkan kuliah di luar kota, bukan berarti pismania nggak bisa melakukan apa-apa untuk mikirin pendidikan di Mojokerto. Di manapun kamu kuliah, kamu tetep bisa kontak dengan redaksi Peace. Tentunya bukan lewat majalah Peace seperti selama ini, tapi melalui hubungan internet.
Kita tahu di manapun kita berada, komunikasi sudah nggak menjadi masalah. Internet sudah menjadi bagian yang harus melekat dengan diri kita. Kita nggak bisa menafikan internet karena ini merupakan alat komunikasi tercanggih sekaligus termurah.
Peace telah membuat sebuah mailing-list (milis) di Yahoogroups dengan nama Mojokerto Peace Forum. Alamat groups ini adalah: mojokertopeaceforum@yahoogroups.com.
Forum ini khusus buat pismania yang sudah lulus SMA (sederajat) dan mahasiswa asal Mojokerto yang kuliah di luar kota atau bahkan di luar negeri. Di forum ini kita akan banyak berdiskusi tentang Mojokerto. Selain itu, forum ini juga jadi ajang saling memberi kabar dari mahasiswa-mahasiswa yang kuliah di luar kota dan yang kuliah di dalam kota.
So, bagi kamu yang kini duduk di kelas 12, selamat menempuh ujian dan semoga bisa diterima di perguruan tinggi yang kamu inginkan. Bawa nama Mojokerto ke manapun kamu pergi. Tunjukkan prestasi yang bisa diraih oleh putra Mojokerto. Terus sebarkan virus kedamaian dari Mojokerto. Kita harus yakin bahwa suatu saat nama Mojokerto akan menjadi besar dan membanggakan. Pastikan!
Dan jangan lupa, say no to drugs, say no to violence, just say peace...
Pisman
Hasyim MAH
Tanggal 19 April kemarin, seluruh Piscrew termasuk Lambertus ngumpul dan makan-makan. Acaranya sih sekedar ngucapin selamat kepada Lambertus yang di hari itu baru aja selesaikan Unas. Tentunya tak lama lagi Lambertus sudah ninggalin Piscrew yang lain untuk kuliah di luar kota.
Namun, meski sudah lulus SMA dan melanjutkan kuliah di luar kota, bukan berarti pismania nggak bisa melakukan apa-apa untuk mikirin pendidikan di Mojokerto. Di manapun kamu kuliah, kamu tetep bisa kontak dengan redaksi Peace. Tentunya bukan lewat majalah Peace seperti selama ini, tapi melalui hubungan internet.
Kita tahu di manapun kita berada, komunikasi sudah nggak menjadi masalah. Internet sudah menjadi bagian yang harus melekat dengan diri kita. Kita nggak bisa menafikan internet karena ini merupakan alat komunikasi tercanggih sekaligus termurah.
Peace telah membuat sebuah mailing-list (milis) di Yahoogroups dengan nama Mojokerto Peace Forum. Alamat groups ini adalah: mojokertopeaceforum@yahoogroups.com.
Forum ini khusus buat pismania yang sudah lulus SMA (sederajat) dan mahasiswa asal Mojokerto yang kuliah di luar kota atau bahkan di luar negeri. Di forum ini kita akan banyak berdiskusi tentang Mojokerto. Selain itu, forum ini juga jadi ajang saling memberi kabar dari mahasiswa-mahasiswa yang kuliah di luar kota dan yang kuliah di dalam kota.
So, bagi kamu yang kini duduk di kelas 12, selamat menempuh ujian dan semoga bisa diterima di perguruan tinggi yang kamu inginkan. Bawa nama Mojokerto ke manapun kamu pergi. Tunjukkan prestasi yang bisa diraih oleh putra Mojokerto. Terus sebarkan virus kedamaian dari Mojokerto. Kita harus yakin bahwa suatu saat nama Mojokerto akan menjadi besar dan membanggakan. Pastikan!
Dan jangan lupa, say no to drugs, say no to violence, just say peace...
Pisman
Hasyim MAH
Tentang Wirausaha
Wirausaha, atau biasa juga wiraswasta adalah sebuah usaha yang dilakukan oleh masyarakat untuk melakukan suatu kegiatan ekonomi. Pelakunya biasa kita sebut sebagai pengusaha atau entrepreneur. Tanpa adanya orang berwirausaha, maka perkembangan ekonomi akan lambat. Gejalanya adalah lapangan pekerjaan yang sulit didapat dan akhirnya banyak pengangguran di dalam masyarakat.
Dari sudut ukurannya, pengusaha terbagi dari banyak sekali tingkatan. Dari yang besar hingga mikro. Di sini saya cuma akan membahas tentang pengusaha mikro.
Secara umum, orang banyak yang ingin menjadi karyawan atau pegawai baik di institusi negara atau swasta. Alasan utamanya adalah faktor keamanan. Dengan menjadi karyawan/pegawai, gaji bisa didapat dengan pasti di akhir bulan.
Hal ini tentu beda dengan pengusaha. Pengusaha mempunyai pendapatan yang tidak pasti. Jumlah penghasilannya tentu berdasarkan seberapa maju usahanya setiap bulannya. Misal usahanya sedang lancar maka dia mendapatkan hasil yang banyak, begitu juga bila usahanya sedang bermasalah, maka dia tentu akan mendapatkan hasil yang kecil atau bahkan rugi.
Prinsip kewirausahaan adalah prinsip seorang pengusaha yang selalu ingin menyandarkan hidupnya kepada usaha sendiri. Membuka usaha sendiri jauh lebih menarik meski dengan hasil yang lebih kecil dibanding menjadi seorang karyawan/pegawai.
Pandangan hidup inilah yang sebisa mungkin kita pegang. Semakin banyak jumlah orang yang memegang prinsip ini dalam masyarakat, maka pertumbuhan ekonomi akan lebih cepat berkembang.
Idealnya, yang mempunyai prinsip kewirausahaan ini adalah orang yang mempunyai pendidikan formal yang cukup. Namun, kenyataan berbicara lain. Kebanyakan pengusaha kecil dan mikro yang mengambil langkah untuk membuka usaha karena terpaksa.
Ketika orang memutuskan untuk berjualan bakso, misalnya, itu karena dia tidak mempunyai pekerjaan lain. Banyak juga orang yang memutuskan untuk berjualan hanya karena mereka memang tidak diterima bekerja sebagai buruh di perusahaan.
Di sisi lain, orang yang berpendidikan tinggi, lebih memilih bekerja sebagai karyawan di perusahaan besar daripada membuka usaha sendiri di rumah. Gaji tinggi dan ketidakpastian pendapatan tentu menjadi alasan dalam hal ini.
Kunci Berwirausaha
Karena kondisi yang terpaksa, maka tak jarang sebuah usaha justru kurang berkembang. Banyak faktor yang menyebabkan gagalnya sebuah usaha karena memang kurangnya pengetahuan dalam berusaha. Berikut hal-hal yang harus diperhatikan dalam berusaha:
1. Pengetahuan tentang bidang usahanya
Mengetahui seluk-beluk bidang usaha yang diterjuni adalah hal yang paling mutlak dalam membuka usaha.
2. Pengetahuan tentang kondisi pasar
Kondisi pasar ini menyangkut besarnya permintaan pasar akan usaha yang akan kita buka. Selain itu, jumlah kompetitor dan keunggulan kompetitor juga merupakan hal yang wajib dipelajari.
3. Menentukan segmen pasar yang dituju
Bila dari poin 1 dan 2 di atas telah dipenuhi, maka yang perlu dilakukan selanjutnya adalah menentukan segmen pasar yang akan kita tuju. Segmen pasar bisa dilihat dari sisi ekonomi konsumen, sisi pendidikan konsumen atau mungkin faktor lain.
4. Menentukan diferensiasi produk
Apa yang membedakan usaha/produk kita dengan usaha/produk yang lain adalah senjata utama kita. Kebanyakan usaha di masyarakat kita suka meniru (duplikasi) tanpa berpikir panjang. Banyak contoh usaha yang sempat menjadi trend dan diduplikasi mentah-mentah. Misalnya wartel, air galon isi ulang, warnet atau distro. Perlu diketahui bahwa duplikasi tanpa diferensiasi adalah sia-sia.
5. Menyesuaikan semuanya dengan faktor teknis
Faktor teknis menyangkut besar modal yang kita miliki, sumber modal yang mungkin kita cari, menentukan lokasi usaha, menghitung jumlah karyawan, biaya operasional dan sebagainya. Faktor teknis ini juga harus dicermati agar business plan yang kita buat tidak menjadi percuma.
Nasionalisme Kita Di Mojokerto
Nasionalisme sekarang ini seakan sudah menjadi barang usang. Keabanyakan orang sudah tidak percaya lagi dengan slogan yang sebenarnya harus selalu kita pegang ini. Hal ini tidak lepas dari banyaknya praktik yang merusak semangat nasionalisme.
Kita sebagai generasi muda harus membuka mata akan sesuatu yang sedang terjadi di sekitar kita. Buka mata, analisa lalu pastikan apa yang bisa kita lakukan untuk masyarakat kita.
Secara politik, kita sekarang dalam posisi yang sangat lemah. Birokrasi di pemerintahan sedang dalam kondisi yang sangat parah. Orang berkoar-koar tentang pemerintahan yang bersih (bebas KKN) namun kenyataannya mereka semua melakukan praktik-praktik kotor.
Di jaman orde baru, rakyat dilenakan dengan pembangunan hasil utangan sambil dikorupsi oleh pemerintahan pusat. Hal ini lalu memuncak saat krisis moneter di tahun 1998. Pelaku korupsi adalah pemerintah pusat, korbannya adalah rakyat.
Namun sayang di jaman reformasi yang katanya serba mengunggulkan demokrasi kenyataannya tidak lebih baik. Kenapa? Karena semua unsur yang ada dalam sistem demokrasi secara bersama-sama membohongi rakyat. Korupsi secara massal ini tidak akan berhenti dalam waktu yang sangat lama sampai rakyat suatu saat benar-benar memberontak karena LAPAR!
Siapa saja unsur demokrasi di Indonesia itu?
Eksekutif alias pemerintah adalah pelaksana pembangunan. Eksekutif terdiri dari Presiden dan perangkatnya, gubernur dan perangkatnya serta bupati/walikota dan perangkatnya. Sebagai pelaksana pembangunan, eksekutif ini kerjanya akan diawasi oleh legislatif yaitu MPR, DPR dan DPRD. Di sisi lain bila ada permasalahan hukum, pihak legislatif berfungsi menjaga hukum. Selain itu ada juga media massa yang bertugas mengawasi jalannya pembangunan, mengawasi jalnnya legislatif dan yudikatif yang kemudian melaporkan kepada masyarakat umum.
Kenyataannya eksekutif, legislatif, yudikatif dan media massa berkumpul dan kemudian bersepakat untuk membodohi rakyat bersama-sama.
Tentunya, ini bukan berarti 100% orang yang di dalam sistem itu seperti itu. Tapi melihat kondisi seperti ini, sebenarnya oknum yang melakukan kejahatan dalam sistem bisa lebih dari 75%.
Nah, bila kita tiba-tiba tergerak untuk memperbaiki negara kita, dari mana kita bisa mulai? Demo di depan istana, diskusi di TV atau konvoi di jalanan terbukti tidak merubah keadaan. Lalu apa yang bisa kita lakukan?
Untuk itu kita harus mempunyai usaha nyata untuk membuat negara kita lebih baik. Meski usaha itu kecil dan lambat, kita harus punya agar negara kita jadi negara yang berbudaya, bersih, disiplin, intelektual dan yang baik-baik lainnya. Suatu saat nanti kita kumpulkan langkah-langkah kecil kita ini untuk bisa mewujudkan impian kita lebih cepat terwujud.
Tulis
Tulis apa yang terjadi di masyarakat kita yang menurut kamu salah! Bisa dalam lingkup desa, kecamatan atau wilayah kabupaten/kota. Jelaskan apa yang salah dan bagaimana hal itu seharusnya berjalan!
Tuliskan "langkah kecil" dari diri kamu untuk membuat negara kita lebih baik! Apa yang bisa kamu terapkan untuk membuat orang lain juga melakukan hal yang sama?
Tuliskan impian kamu tentang Indonesia di masa depan!
Kita Mulai Dari Mojokerto
Majalah Peace, meski secara pelan ingin menjadikan masa depan Mojokerto lebih baik. Dengan kemasan yang gaul, Peace tetap mengajak pembacanya (pismania) untuk menciptakan masa depan yang lebih baik.
Selama ini telah ada beberapa isu yang diangkat dalam majalah Peace misalnya kompetisi positif antarpelajar, pentingnya pendidikan dasar 12 tahun, kelestarian lingkungan, anti-narkoba, anti-kekerasan dan anti-pembajakan.
Pada tahap berikutnya, Peace akan mengusung kampanye yang lain, di antaranya adalah pentingnya kejujuran, pentingnya pendidikan tinggi, pentingnya intelektualitas, pentingnya hidup bersih, anti-rasialisme, anti-bocoran dalam ujian, dan sebagainya.
Harapan Peace kepada pismania adalah:
1. Kuliah S1 di luar kota (biaya sendiri, paling tidak pada awalnya. Selanjutnya bisa mencari beasiswa)
2. Kuliah S2 di luar negeri (beasiswa penuh)
3. Kalau bisa ditambah S3 dan Post-Doctoral di luar negeri (beasiswa)
4. Kerja 3-5 tahun di luar negeri
5. Pulang kembali ke Mojokerto dan mengembangkan Mojokerto
6. Tetap memegang teguh kejujuran dan hati nurani
Itu impian Peace. Setiap bulan Peace dibaca lebih dari 2.000 pelajar Mojokerto. Setiap tahun ada pembaca baru yang menggantikan pembaca lama. Jika 20 tahun lagi ada `hanya' 100 di antara pismania bisa menjadi orang seperti dalam impian di atas, Mojokerto saat itu akan menjadi kota yang LUAR BIASA!
Pengorbanan yang luar biasa harus ditempuh oleh para pelaku tersebut. Pendapatan yang luar biasa besar ketika bekerja di luar negeri tentu tidak bisa tergantikan secara finansial di Indonesia, apalagi di kota kecil seperti Mojokerto. Di sinilah jiwa nasionalisme tingkat tinggi yang diperlukan.
Bisakah ini diwujudkan? Tentu sulit meskipun bukan mustahil.
Mojokerto, 3 Mei 2007
Hasyim MAH
(ditulis untuk materi "Kewirausahaan" pada acara Pembekalan Pengurus PMR WIRA SMAN 1 Sooko Mojokerto)
Dari sudut ukurannya, pengusaha terbagi dari banyak sekali tingkatan. Dari yang besar hingga mikro. Di sini saya cuma akan membahas tentang pengusaha mikro.
Secara umum, orang banyak yang ingin menjadi karyawan atau pegawai baik di institusi negara atau swasta. Alasan utamanya adalah faktor keamanan. Dengan menjadi karyawan/pegawai, gaji bisa didapat dengan pasti di akhir bulan.
Hal ini tentu beda dengan pengusaha. Pengusaha mempunyai pendapatan yang tidak pasti. Jumlah penghasilannya tentu berdasarkan seberapa maju usahanya setiap bulannya. Misal usahanya sedang lancar maka dia mendapatkan hasil yang banyak, begitu juga bila usahanya sedang bermasalah, maka dia tentu akan mendapatkan hasil yang kecil atau bahkan rugi.
Prinsip kewirausahaan adalah prinsip seorang pengusaha yang selalu ingin menyandarkan hidupnya kepada usaha sendiri. Membuka usaha sendiri jauh lebih menarik meski dengan hasil yang lebih kecil dibanding menjadi seorang karyawan/pegawai.
Pandangan hidup inilah yang sebisa mungkin kita pegang. Semakin banyak jumlah orang yang memegang prinsip ini dalam masyarakat, maka pertumbuhan ekonomi akan lebih cepat berkembang.
Idealnya, yang mempunyai prinsip kewirausahaan ini adalah orang yang mempunyai pendidikan formal yang cukup. Namun, kenyataan berbicara lain. Kebanyakan pengusaha kecil dan mikro yang mengambil langkah untuk membuka usaha karena terpaksa.
Ketika orang memutuskan untuk berjualan bakso, misalnya, itu karena dia tidak mempunyai pekerjaan lain. Banyak juga orang yang memutuskan untuk berjualan hanya karena mereka memang tidak diterima bekerja sebagai buruh di perusahaan.
Di sisi lain, orang yang berpendidikan tinggi, lebih memilih bekerja sebagai karyawan di perusahaan besar daripada membuka usaha sendiri di rumah. Gaji tinggi dan ketidakpastian pendapatan tentu menjadi alasan dalam hal ini.
Kunci Berwirausaha
Karena kondisi yang terpaksa, maka tak jarang sebuah usaha justru kurang berkembang. Banyak faktor yang menyebabkan gagalnya sebuah usaha karena memang kurangnya pengetahuan dalam berusaha. Berikut hal-hal yang harus diperhatikan dalam berusaha:
1. Pengetahuan tentang bidang usahanya
Mengetahui seluk-beluk bidang usaha yang diterjuni adalah hal yang paling mutlak dalam membuka usaha.
2. Pengetahuan tentang kondisi pasar
Kondisi pasar ini menyangkut besarnya permintaan pasar akan usaha yang akan kita buka. Selain itu, jumlah kompetitor dan keunggulan kompetitor juga merupakan hal yang wajib dipelajari.
3. Menentukan segmen pasar yang dituju
Bila dari poin 1 dan 2 di atas telah dipenuhi, maka yang perlu dilakukan selanjutnya adalah menentukan segmen pasar yang akan kita tuju. Segmen pasar bisa dilihat dari sisi ekonomi konsumen, sisi pendidikan konsumen atau mungkin faktor lain.
4. Menentukan diferensiasi produk
Apa yang membedakan usaha/produk kita dengan usaha/produk yang lain adalah senjata utama kita. Kebanyakan usaha di masyarakat kita suka meniru (duplikasi) tanpa berpikir panjang. Banyak contoh usaha yang sempat menjadi trend dan diduplikasi mentah-mentah. Misalnya wartel, air galon isi ulang, warnet atau distro. Perlu diketahui bahwa duplikasi tanpa diferensiasi adalah sia-sia.
5. Menyesuaikan semuanya dengan faktor teknis
Faktor teknis menyangkut besar modal yang kita miliki, sumber modal yang mungkin kita cari, menentukan lokasi usaha, menghitung jumlah karyawan, biaya operasional dan sebagainya. Faktor teknis ini juga harus dicermati agar business plan yang kita buat tidak menjadi percuma.
Nasionalisme Kita Di Mojokerto
Nasionalisme sekarang ini seakan sudah menjadi barang usang. Keabanyakan orang sudah tidak percaya lagi dengan slogan yang sebenarnya harus selalu kita pegang ini. Hal ini tidak lepas dari banyaknya praktik yang merusak semangat nasionalisme.
Kita sebagai generasi muda harus membuka mata akan sesuatu yang sedang terjadi di sekitar kita. Buka mata, analisa lalu pastikan apa yang bisa kita lakukan untuk masyarakat kita.
Secara politik, kita sekarang dalam posisi yang sangat lemah. Birokrasi di pemerintahan sedang dalam kondisi yang sangat parah. Orang berkoar-koar tentang pemerintahan yang bersih (bebas KKN) namun kenyataannya mereka semua melakukan praktik-praktik kotor.
Di jaman orde baru, rakyat dilenakan dengan pembangunan hasil utangan sambil dikorupsi oleh pemerintahan pusat. Hal ini lalu memuncak saat krisis moneter di tahun 1998. Pelaku korupsi adalah pemerintah pusat, korbannya adalah rakyat.
Namun sayang di jaman reformasi yang katanya serba mengunggulkan demokrasi kenyataannya tidak lebih baik. Kenapa? Karena semua unsur yang ada dalam sistem demokrasi secara bersama-sama membohongi rakyat. Korupsi secara massal ini tidak akan berhenti dalam waktu yang sangat lama sampai rakyat suatu saat benar-benar memberontak karena LAPAR!
Siapa saja unsur demokrasi di Indonesia itu?
Eksekutif alias pemerintah adalah pelaksana pembangunan. Eksekutif terdiri dari Presiden dan perangkatnya, gubernur dan perangkatnya serta bupati/walikota dan perangkatnya. Sebagai pelaksana pembangunan, eksekutif ini kerjanya akan diawasi oleh legislatif yaitu MPR, DPR dan DPRD. Di sisi lain bila ada permasalahan hukum, pihak legislatif berfungsi menjaga hukum. Selain itu ada juga media massa yang bertugas mengawasi jalannya pembangunan, mengawasi jalnnya legislatif dan yudikatif yang kemudian melaporkan kepada masyarakat umum.
Kenyataannya eksekutif, legislatif, yudikatif dan media massa berkumpul dan kemudian bersepakat untuk membodohi rakyat bersama-sama.
Tentunya, ini bukan berarti 100% orang yang di dalam sistem itu seperti itu. Tapi melihat kondisi seperti ini, sebenarnya oknum yang melakukan kejahatan dalam sistem bisa lebih dari 75%.
Nah, bila kita tiba-tiba tergerak untuk memperbaiki negara kita, dari mana kita bisa mulai? Demo di depan istana, diskusi di TV atau konvoi di jalanan terbukti tidak merubah keadaan. Lalu apa yang bisa kita lakukan?
Untuk itu kita harus mempunyai usaha nyata untuk membuat negara kita lebih baik. Meski usaha itu kecil dan lambat, kita harus punya agar negara kita jadi negara yang berbudaya, bersih, disiplin, intelektual dan yang baik-baik lainnya. Suatu saat nanti kita kumpulkan langkah-langkah kecil kita ini untuk bisa mewujudkan impian kita lebih cepat terwujud.
Tulis
Tulis apa yang terjadi di masyarakat kita yang menurut kamu salah! Bisa dalam lingkup desa, kecamatan atau wilayah kabupaten/kota. Jelaskan apa yang salah dan bagaimana hal itu seharusnya berjalan!
Tuliskan "langkah kecil" dari diri kamu untuk membuat negara kita lebih baik! Apa yang bisa kamu terapkan untuk membuat orang lain juga melakukan hal yang sama?
Tuliskan impian kamu tentang Indonesia di masa depan!
Kita Mulai Dari Mojokerto
Majalah Peace, meski secara pelan ingin menjadikan masa depan Mojokerto lebih baik. Dengan kemasan yang gaul, Peace tetap mengajak pembacanya (pismania) untuk menciptakan masa depan yang lebih baik.
Selama ini telah ada beberapa isu yang diangkat dalam majalah Peace misalnya kompetisi positif antarpelajar, pentingnya pendidikan dasar 12 tahun, kelestarian lingkungan, anti-narkoba, anti-kekerasan dan anti-pembajakan.
Pada tahap berikutnya, Peace akan mengusung kampanye yang lain, di antaranya adalah pentingnya kejujuran, pentingnya pendidikan tinggi, pentingnya intelektualitas, pentingnya hidup bersih, anti-rasialisme, anti-bocoran dalam ujian, dan sebagainya.
Harapan Peace kepada pismania adalah:
1. Kuliah S1 di luar kota (biaya sendiri, paling tidak pada awalnya. Selanjutnya bisa mencari beasiswa)
2. Kuliah S2 di luar negeri (beasiswa penuh)
3. Kalau bisa ditambah S3 dan Post-Doctoral di luar negeri (beasiswa)
4. Kerja 3-5 tahun di luar negeri
5. Pulang kembali ke Mojokerto dan mengembangkan Mojokerto
6. Tetap memegang teguh kejujuran dan hati nurani
Itu impian Peace. Setiap bulan Peace dibaca lebih dari 2.000 pelajar Mojokerto. Setiap tahun ada pembaca baru yang menggantikan pembaca lama. Jika 20 tahun lagi ada `hanya' 100 di antara pismania bisa menjadi orang seperti dalam impian di atas, Mojokerto saat itu akan menjadi kota yang LUAR BIASA!
Pengorbanan yang luar biasa harus ditempuh oleh para pelaku tersebut. Pendapatan yang luar biasa besar ketika bekerja di luar negeri tentu tidak bisa tergantikan secara finansial di Indonesia, apalagi di kota kecil seperti Mojokerto. Di sinilah jiwa nasionalisme tingkat tinggi yang diperlukan.
Bisakah ini diwujudkan? Tentu sulit meskipun bukan mustahil.
Mojokerto, 3 Mei 2007
Hasyim MAH
(ditulis untuk materi "Kewirausahaan" pada acara Pembekalan Pengurus PMR WIRA SMAN 1 Sooko Mojokerto)
Peace Magazine, Mojokerto 7to12 Magazine

Majalah Peace adalah majalah dengan format baru. Aku yakin ini masih satu-satunya di Indonesia. Terbit sejak 15 September 2004, Majalah Peace diterbitkan khusus untuk pelajar kelas 7 sampai 12 (SMP-SMA) di wilayah Kota/Kab Mojokerto.
Majalah pelajar dengan format lokal seperti ini baru yang pertama kali. Isinya mengenai berita-berita kegiatan dari sekolah-sekolah yang ada di Mojokerto. isinya sih seperti mading (majalah dinding) yang biasa nempel di tembok sekolah. Hanya saja penulisnya mencakup seluruh Mojokerto. Begitu pula yang membaca, bukan hanya 1 sekolah namun seluruh sekolah di Mojokerto.
Lewat Majalah Peace ini juga, aku berusaha membentuk karakter pelajar Mojokerto yang relatif masih kuper dan lambat perkembangannya. Meski kecil, semoga langkahku ini bisa mempercepat perkembangan generasi muda di Mojokerto.
Dengan adanya blog ini tentu aku berharap bisa mendapatkan masukan dari seluruh manusia di muka bumi.
Salam damai...
Majalah pelajar dengan format lokal seperti ini baru yang pertama kali. Isinya mengenai berita-berita kegiatan dari sekolah-sekolah yang ada di Mojokerto. isinya sih seperti mading (majalah dinding) yang biasa nempel di tembok sekolah. Hanya saja penulisnya mencakup seluruh Mojokerto. Begitu pula yang membaca, bukan hanya 1 sekolah namun seluruh sekolah di Mojokerto.
Lewat Majalah Peace ini juga, aku berusaha membentuk karakter pelajar Mojokerto yang relatif masih kuper dan lambat perkembangannya. Meski kecil, semoga langkahku ini bisa mempercepat perkembangan generasi muda di Mojokerto.
Dengan adanya blog ini tentu aku berharap bisa mendapatkan masukan dari seluruh manusia di muka bumi.
Salam damai...
Subscribe to:
Posts (Atom)