17 May, 2007

Tentang Wirausaha

Wirausaha, atau biasa juga wiraswasta adalah sebuah usaha yang dilakukan oleh masyarakat untuk melakukan suatu kegiatan ekonomi. Pelakunya biasa kita sebut sebagai pengusaha atau entrepreneur. Tanpa adanya orang berwirausaha, maka perkembangan ekonomi akan lambat. Gejalanya adalah lapangan pekerjaan yang sulit didapat dan akhirnya banyak pengangguran di dalam masyarakat.
Dari sudut ukurannya, pengusaha terbagi dari banyak sekali tingkatan. Dari yang besar hingga mikro. Di sini saya cuma akan membahas tentang pengusaha mikro.
Secara umum, orang banyak yang ingin menjadi karyawan atau pegawai baik di institusi negara atau swasta. Alasan utamanya adalah faktor keamanan. Dengan menjadi karyawan/pegawai, gaji bisa didapat dengan pasti di akhir bulan.
Hal ini tentu beda dengan pengusaha. Pengusaha mempunyai pendapatan yang tidak pasti. Jumlah penghasilannya tentu berdasarkan seberapa maju usahanya setiap bulannya. Misal usahanya sedang lancar maka dia mendapatkan hasil yang banyak, begitu juga bila usahanya sedang bermasalah, maka dia tentu akan mendapatkan hasil yang kecil atau bahkan rugi.
Prinsip kewirausahaan adalah prinsip seorang pengusaha yang selalu ingin menyandarkan hidupnya kepada usaha sendiri. Membuka usaha sendiri jauh lebih menarik meski dengan hasil yang lebih kecil dibanding menjadi seorang karyawan/pegawai.
Pandangan hidup inilah yang sebisa mungkin kita pegang. Semakin banyak jumlah orang yang memegang prinsip ini dalam masyarakat, maka pertumbuhan ekonomi akan lebih cepat berkembang.
Idealnya, yang mempunyai prinsip kewirausahaan ini adalah orang yang mempunyai pendidikan formal yang cukup. Namun, kenyataan berbicara lain. Kebanyakan pengusaha kecil dan mikro yang mengambil langkah untuk membuka usaha karena terpaksa.
Ketika orang memutuskan untuk berjualan bakso, misalnya, itu karena dia tidak mempunyai pekerjaan lain. Banyak juga orang yang memutuskan untuk berjualan hanya karena mereka memang tidak diterima bekerja sebagai buruh di perusahaan.
Di sisi lain, orang yang berpendidikan tinggi, lebih memilih bekerja sebagai karyawan di perusahaan besar daripada membuka usaha sendiri di rumah. Gaji tinggi dan ketidakpastian pendapatan tentu menjadi alasan dalam hal ini.
Kunci Berwirausaha
Karena kondisi yang terpaksa, maka tak jarang sebuah usaha justru kurang berkembang. Banyak faktor yang menyebabkan gagalnya sebuah usaha karena memang kurangnya pengetahuan dalam berusaha. Berikut hal-hal yang harus diperhatikan dalam berusaha:
1. Pengetahuan tentang bidang usahanya
Mengetahui seluk-beluk bidang usaha yang diterjuni adalah hal yang paling mutlak dalam membuka usaha.
2. Pengetahuan tentang kondisi pasar
Kondisi pasar ini menyangkut besarnya permintaan pasar akan usaha yang akan kita buka. Selain itu, jumlah kompetitor dan keunggulan kompetitor juga merupakan hal yang wajib dipelajari.
3. Menentukan segmen pasar yang dituju
Bila dari poin 1 dan 2 di atas telah dipenuhi, maka yang perlu dilakukan selanjutnya adalah menentukan segmen pasar yang akan kita tuju. Segmen pasar bisa dilihat dari sisi ekonomi konsumen, sisi pendidikan konsumen atau mungkin faktor lain.
4. Menentukan diferensiasi produk
Apa yang membedakan usaha/produk kita dengan usaha/produk yang lain adalah senjata utama kita. Kebanyakan usaha di masyarakat kita suka meniru (duplikasi) tanpa berpikir panjang. Banyak contoh usaha yang sempat menjadi trend dan diduplikasi mentah-mentah. Misalnya wartel, air galon isi ulang, warnet atau distro. Perlu diketahui bahwa duplikasi tanpa diferensiasi adalah sia-sia.
5. Menyesuaikan semuanya dengan faktor teknis
Faktor teknis menyangkut besar modal yang kita miliki, sumber modal yang mungkin kita cari, menentukan lokasi usaha, menghitung jumlah karyawan, biaya operasional dan sebagainya. Faktor teknis ini juga harus dicermati agar business plan yang kita buat tidak menjadi percuma.
Nasionalisme Kita Di Mojokerto
Nasionalisme sekarang ini seakan sudah menjadi barang usang. Keabanyakan orang sudah tidak percaya lagi dengan slogan yang sebenarnya harus selalu kita pegang ini. Hal ini tidak lepas dari banyaknya praktik yang merusak semangat nasionalisme.
Kita sebagai generasi muda harus membuka mata akan sesuatu yang sedang terjadi di sekitar kita. Buka mata, analisa lalu pastikan apa yang bisa kita lakukan untuk masyarakat kita.
Secara politik, kita sekarang dalam posisi yang sangat lemah. Birokrasi di pemerintahan sedang dalam kondisi yang sangat parah. Orang berkoar-koar tentang pemerintahan yang bersih (bebas KKN) namun kenyataannya mereka semua melakukan praktik-praktik kotor.
Di jaman orde baru, rakyat dilenakan dengan pembangunan hasil utangan sambil dikorupsi oleh pemerintahan pusat. Hal ini lalu memuncak saat krisis moneter di tahun 1998. Pelaku korupsi adalah pemerintah pusat, korbannya adalah rakyat.
Namun sayang di jaman reformasi yang katanya serba mengunggulkan demokrasi kenyataannya tidak lebih baik. Kenapa? Karena semua unsur yang ada dalam sistem demokrasi secara bersama-sama membohongi rakyat. Korupsi secara massal ini tidak akan berhenti dalam waktu yang sangat lama sampai rakyat suatu saat benar-benar memberontak karena LAPAR!
Siapa saja unsur demokrasi di Indonesia itu?
Eksekutif alias pemerintah adalah pelaksana pembangunan. Eksekutif terdiri dari Presiden dan perangkatnya, gubernur dan perangkatnya serta bupati/walikota dan perangkatnya. Sebagai pelaksana pembangunan, eksekutif ini kerjanya akan diawasi oleh legislatif yaitu MPR, DPR dan DPRD. Di sisi lain bila ada permasalahan hukum, pihak legislatif berfungsi menjaga hukum. Selain itu ada juga media massa yang bertugas mengawasi jalannya pembangunan, mengawasi jalnnya legislatif dan yudikatif yang kemudian melaporkan kepada masyarakat umum.
Kenyataannya eksekutif, legislatif, yudikatif dan media massa berkumpul dan kemudian bersepakat untuk membodohi rakyat bersama-sama.
Tentunya, ini bukan berarti 100% orang yang di dalam sistem itu seperti itu. Tapi melihat kondisi seperti ini, sebenarnya oknum yang melakukan kejahatan dalam sistem bisa lebih dari 75%.
Nah, bila kita tiba-tiba tergerak untuk memperbaiki negara kita, dari mana kita bisa mulai? Demo di depan istana, diskusi di TV atau konvoi di jalanan terbukti tidak merubah keadaan. Lalu apa yang bisa kita lakukan?
Untuk itu kita harus mempunyai usaha nyata untuk membuat negara kita lebih baik. Meski usaha itu kecil dan lambat, kita harus punya agar negara kita jadi negara yang berbudaya, bersih, disiplin, intelektual dan yang baik-baik lainnya. Suatu saat nanti kita kumpulkan langkah-langkah kecil kita ini untuk bisa mewujudkan impian kita lebih cepat terwujud.
Tulis
Tulis apa yang terjadi di masyarakat kita yang menurut kamu salah! Bisa dalam lingkup desa, kecamatan atau wilayah kabupaten/kota. Jelaskan apa yang salah dan bagaimana hal itu seharusnya berjalan!
Tuliskan "langkah kecil" dari diri kamu untuk membuat negara kita lebih baik! Apa yang bisa kamu terapkan untuk membuat orang lain juga melakukan hal yang sama?
Tuliskan impian kamu tentang Indonesia di masa depan!
Kita Mulai Dari Mojokerto
Majalah Peace, meski secara pelan ingin menjadikan masa depan Mojokerto lebih baik. Dengan kemasan yang gaul, Peace tetap mengajak pembacanya (pismania) untuk menciptakan masa depan yang lebih baik.
Selama ini telah ada beberapa isu yang diangkat dalam majalah Peace misalnya kompetisi positif antarpelajar, pentingnya pendidikan dasar 12 tahun, kelestarian lingkungan, anti-narkoba, anti-kekerasan dan anti-pembajakan.
Pada tahap berikutnya, Peace akan mengusung kampanye yang lain, di antaranya adalah pentingnya kejujuran, pentingnya pendidikan tinggi, pentingnya intelektualitas, pentingnya hidup bersih, anti-rasialisme, anti-bocoran dalam ujian, dan sebagainya.
Harapan Peace kepada pismania adalah:
1. Kuliah S1 di luar kota (biaya sendiri, paling tidak pada awalnya. Selanjutnya bisa mencari beasiswa)
2. Kuliah S2 di luar negeri (beasiswa penuh)
3. Kalau bisa ditambah S3 dan Post-Doctoral di luar negeri (beasiswa)
4. Kerja 3-5 tahun di luar negeri
5. Pulang kembali ke Mojokerto dan mengembangkan Mojokerto
6. Tetap memegang teguh kejujuran dan hati nurani
Itu impian Peace. Setiap bulan Peace dibaca lebih dari 2.000 pelajar Mojokerto. Setiap tahun ada pembaca baru yang menggantikan pembaca lama. Jika 20 tahun lagi ada `hanya' 100 di antara pismania bisa menjadi orang seperti dalam impian di atas, Mojokerto saat itu akan menjadi kota yang LUAR BIASA!
Pengorbanan yang luar biasa harus ditempuh oleh para pelaku tersebut. Pendapatan yang luar biasa besar ketika bekerja di luar negeri tentu tidak bisa tergantikan secara finansial di Indonesia, apalagi di kota kecil seperti Mojokerto. Di sinilah jiwa nasionalisme tingkat tinggi yang diperlukan.
Bisakah ini diwujudkan? Tentu sulit meskipun bukan mustahil.

Mojokerto, 3 Mei 2007
Hasyim MAH
(ditulis untuk materi "Kewirausahaan" pada acara Pembekalan Pengurus PMR WIRA SMAN 1 Sooko Mojokerto)

No comments: